tag:blogger.com,1999:blog-46356542892133814342024-03-05T11:26:40.262-08:00lautan Sejarah bagi para pencinta sejarahdedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-79798248833263095262011-12-23T11:58:00.000-08:002011-12-24T21:35:22.663-08:00SEJARAH PERKEMBANGAN UIN-ALAUDDIN MAKASSAR<div class="tema" style="background-color: lime; color: blue;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYXqvnjnJfvY8xRn1_RscyGGhDCq_KNawiRftJZnLmf230h2W-dZ1er_2284OQDeqg0vxnKefeMRiEi8Wpp1VtEX6J3YJA034JHhrtawPWS77oWzatebGsQYN1a96hejQzzt0bCfBEPms/s1600/dddddwwwww.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYXqvnjnJfvY8xRn1_RscyGGhDCq_KNawiRftJZnLmf230h2W-dZ1er_2284OQDeqg0vxnKefeMRiEi8Wpp1VtEX6J3YJA034JHhrtawPWS77oWzatebGsQYN1a96hejQzzt0bCfBEPms/s1600/dddddwwwww.jpeg" /></a></b></div><ol><li><b><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4635654289213381434&postID=7979824883326309526" name="judul">SEJARAH PERKEMBANGAN UIN-ALAUDDIN MAKASSAR</a></b></li>
</ol></div><div style="background-color: lime; color: blue;"><br />
</div><div style="background-color: lime; color: blue; padding-left: 30px;"><div align="justify">Sejarah perkembangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang dulu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar melalui beberapa fase yaitu:<br />
</div><div align="left" class="style17"><b>1. Fase tahun 1962 s.d 1965</b> </div><div align="justify" class="style17">Pada mulanya IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadin UIN Alauddin Makassar berstatus Fakultas Cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 75 tanggal 17 Oktober 1962 tentang penegerian Fakultas Syari'ah UMI menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 10 Nopember 1962. Kemudian menyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar pada tanggal 11 Nopember 1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 Nopember 1964. Kemudian Menyusul pendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 Oktober 1965 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 77 tanggal 28 Oktober 1965.<br />
<br />
</div><div align="left" class="style17"><b>2. Fase tahun 1965 s.d 2005 </b></div><div align="justify" class="style17">Dengan mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besar dari rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama Islam tingkat Universitas, serta landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 1963 yang antara lain menyatakan bahwa dengan sekurang-kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat digabung menjadi satu institut tersendiri sedang tiga fakultas dimaksud telah ada di Makassar, yakni Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin, maka mulai tanggal 10 Nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama Institut Agama Islam Negeri Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah di Makassar dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965. </div><div align="justify" class="style17">Penamaan IAIN di Makassar dengan “Alauddin” diambil dari nama raja Kerajaan Gowa yang pertama memuluk Islam dan memiliki latar belakang sejarah pengembangan Islam di masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam di masa mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan Indonesia bahagian Timur pada umumnya. Sultan Alauddin adalah raja Gowa XIV tahun 1593-1639, (kakek/datok) dari Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI, dengan nama lengkap I Mangnga'rangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin, yang setelah wafatnya digelari juga dengan Tumenanga ri Gaukanna (yang mangkat dalam kebesaran kekuasaannya), demikian menurut satu versi, dan menurut versi lainnya gelar setelah wafatnya itu adalah Tumenanga ri Agamana (yang wafat dalam agamanya). Gelar Sultan Alauddin diberikan kepada Raja Gowa XIV ini, karena dialah Raja Gowa yang pertama kali menerima agama Islam sebagai agama kerajaan. Ide pemberian nama “ Alauddin ” kepada IAIN yang berpusat di Makassar tersebut, mula pertama dicetuskan oleh para pendiri IAIN “ Alauddin” , di antaranya adalah Andi Pangeran Daeng Rani, (cucu/turunan) Sultan Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu Amansyah Daeng Ilau, ahli sejarah Makassar. </div><div align="justify" class="style17">Pada Fase ini, IAIN (kini UIN) Alauddin yang semula hanya memiliki tiga (3) buah Fakultas, berkembang menjadi lima (5) buah Fakultas ditandai dengan berdirinya Fakuktas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967 Tanggal 23 Nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan Menteri Agama RI No.253 Tahun 1971 dimana Fakultas ini berkedudukan di Bulukumba ( 153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan Keputusan Presiden RI No.9 Tahun 1987 Fakultas Dakwah dialihkan ke Makassar, kemudian disusul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen Binbaga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 Juni 1990 berstatus kelas jauh dari PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kemudian dengan Keputusan Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs IAIN Alauddin Makassar menjadi PPs yang mandiri.<br />
</div><div align="left" class="style17"><b>3. Fase Tahun 2005 s.d sekarang </b></div><div align="justify" class="style17">Untuk merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan mendasar atas lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, telah disamakan kedudukannya khususnya jenjang pendidikan menegah, serta untuk menampung lulusan jenjang pendidikan menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I, diperlukan perubahan status Kelembagaan dari Institut menjadi Universitas, maka atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin periode 2002-2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkanlah konversi IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar kepada Presiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan Menteri Pnedidikan Nasional R.I. Mulai 10 Oktober 2005 Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubah menjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddinn Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No 57 tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Bapak DR H Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar. </div><div align="justify" class="style17">Dalam perubahan status kelembagaan dari Institut ke Universitas , UIN Alauddin Makasar mengalami perkembangan dari lima (5) buah Fakutas menjadi 7 (tujuh) buah Fakultas dan 1 (satu) buah Program Pascasarjana (PPs) berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 5 tahun 2006 tanggal 16 Maret 2006, yaitu: </div><ol class="style10"><ol class="style19"><li class="style13"> <div align="left">Fakuktas Syari'ah dan Hukum </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakuktas Tarbiyah dan Keguruan </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakultas Ushuluddin dan Filsafat </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakultas Adab dan Humaniora </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakultas Dakwah dan Komunikasi </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakultas Sains dan Teknologi </div></li>
<li class="style13"> <div align="left">Fakultas Ilmu Kesehatan.</div></li>
<li class="style14"> <div align="left" class="style14"><span class="style13">Prgoram Pascasarjana(PPs) </span> </div></li>
</ol></ol></div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-45590906664094130542011-12-23T11:57:00.000-08:002011-12-23T11:57:18.559-08:00sejarah UIN sunan Gunung Jati Bandung<h2 class="storytitle" id="post-28" style="text-align: justify;"><a href="http://smfushuluddin.wordpress.com/2010/03/22/sejarah-uin-bandung/" rel="bookmark" title="Link permanen: Sejarah UIN Bandung">Sejarah UIN Bandung</a></h2><div> </div><div style="text-align: justify;">Sejarah berdirinya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung tidak lepas dari IAIN Sunan Gunung Djati Bandung karena UIN merupakan kelanjutan dan pengembangan dari IAIN SGD Bandung.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">IAIN SGD Bandung didirikan pada tanggal 8 Agustus 1968 M bertepatan dengan 10 Muharram 1388 H berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 56 Tahun 1968. Kehadiran IAIN Sunan Gunung Djati Bandung merupakan hasil perjuangan para tokoh umat Islam Jawa Barat. Dimulai pada tahun 1967, sejumlah tokoh masyarakat, alim ulama, dan cendekiawan Muslim Jawa Barat yang diprakarsai K.H.A. Muiz, K.H.R. Sudja’i, dan Arthata dengan persetujuan KDH Jawa Barat, mereka membentuk Panitia Perizinan Pendirian IAIN di Jawa Barat. Panitia tersebut kemudian disahkan oleh Menteri Agama RI dengan SK-MA No. 128 Tahun 1967.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya, berdasar Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 56 Tahun 1968 secara resmi berdiri untuk pertama kalinya IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Berdasarkan SK Menteri Agama tersebut, panitia membuka 4 Fakultas: (1) Syari’ah, (2) Tarbiyah, (3) Ushuluddin di Bandung, dan (4) Tarbiyah di Garut. IAIN Sunan Gunung Djati Bandung terdiri dari Fakultas Ushuluddin, Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah di Bandung. Fakultas Syari’ah dan Fakultas lainnya yang ada di Bandung berlokasi di Jl. Lengkong Kecil No. 5.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada tahun 1973, IAIN SDG Bandung pindah ke Jalan Tangkuban Perahu No. 14 Pada tahun 1974 IAIN SGD pindah lagi ke Jalan Cipadung (sekarang Jl. A.H. Nasution No. 105). Pada tahun 1970, dalam rangka rayonisasi, Fakultas Tarbiyah di Bogor dan Fakultas Syari’ah di Sukabumi yang semula berinduk kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta digabungkan pada Fakultas Induk di Bandung. Sedangkan untuk Fakultas Tarbiyah Cirebon yang semula berafiliasi ke IAIN Syarief Hidayatullah, tanggal 5 Maret 1976 menginduk ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada perkembangan berikutnya, pada tahun 1993, didirikan dua fakultas baru, yaitu Fakultas Dakwah dan Fakultas Adab. Pada tahun 1997, pengembangan diarahkan dalam bentuk penyelenggaraan Program Pascasarjana, yang dimulai dengan membuka Program S.2 Pascasarjana.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada tahun 1997, terjadi perubahan kebijakan penataan sistem rayonisasi untuk IAIN. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah Cirebon yang semula menjadi cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung meningkat statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Cirebon; demikian juga Fakultas Syari’ah Serang yang semula merupakan cabang Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung statusnya menjadi STAIN Serang.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Hingga saat ini, kepemimpinan rektor telah memasuki tujuh periode, yang terdiri dari: Prof. K.H. Anwar Musaddad (1968 – 1972); Letkol H. Abjan Soelaeman (1972 – 1973); Drs. H. Djauharuddin AR (1977 – 1986); Prof. Dr. H. Rachmat Djatnika (1986 – 1995); Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. (1995 – 2003); Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, MS. (2003 – 2007) yang diangkat sebagai Rektor berdasarkan surat Keputusan Presiden RI Nomor 244/M/tahun 2003 tertanggal 1 Desember 2003.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 57 Tahun 2005, tanggal 10 Oktober 2005, bertepatan dengan tanggal 6 Ramadhan 1426 H, IAIN berubah statusnya menjadi UIN sunan Gunung Djati Bandung.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h2><span class="mw-headline" id="Tujuan">Tujuan</span></h2>Tujuan UIN SGD Bandung adalah :<br />
1. Menyiapkan peserta didik yang memiliki karakteristik keteguhan iman, kemuliaan akhlak, keluasan ilmu,dan keunggulan amal.<br />
2. Mengembangkan penelitian, baik ilmu agama maupun umum.<br />
3. Menyebarluaskan ilmu agama dan umum yang digunakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.<br />
<h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Fakultas">Fakultas</span></h2><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Adab_%26_Humaniora&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Adab & Humaniora (halaman belum tersedia)">Fakultas Adab & Humaniora</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (501)</li>
<li>2. Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (502)</li>
<li>3. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (504)</li>
</ul><b>Program Pendidikan Diploma-3</b><br />
<ul><li>1. D3 Terjemah Bahasa Arab</li>
<li>2. D3 Terjemah Bahasa Inggris</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Dakwah_%26_Komunikasi&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Dakwah & Komunikasi (halaman belum tersedia)">Fakultas Dakwah & Komunikasi</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (401)</li>
<li>2. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (402)</li>
<li>3. Jurusan Manajemen Dakwah (403)</li>
<li>4. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (404)</li>
<li>5. Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Jurnalistik (405)</li>
<li>6. Jurusan Ilmu Komunikasi Prodi Hubungan Masyarakat (406)</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Syariah_%26_Hukum&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Syariah & Hukum (halaman belum tersedia)">Fakultas Syariah & Hukum</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Ahwal Syakhsiyah (301)</li>
<li>2. Jurusan Muamalah (302)</li>
<li>3. Jurusan Siyasah (303)</li>
<li>4. Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum (304)</li>
<li>5. Jurusan Ilmu Hukum (305)</li>
<li>6. Jurusan Hukum Pidana Islam (306)</li>
<li>7. Administrasi Negara</li>
<li>8. Manajemen</li>
</ul><b>Program Pendidikan Diploma 3</b><br />
<ul><li>1. D3 Manajemen Keuangan Syari'ah (307)</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Tarbiyah_%26_Keguruan&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Tarbiyah & Keguruan (halaman belum tersedia)">Fakultas Tarbiyah & Keguruan</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Kependidikan Islam (201)</li>
<li>2. Jurusan Pendidikan Agama Islam (202)</li>
<li>3. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (203)</li>
<li>4. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (204)</li>
<li>5. Jurusan Pendidikan Matematika (205)</li>
<li>6. Jurusan Pendidikan Biologi (206)</li>
<li>7. Jurusan Pendidikan Fisika (207)</li>
<li>8. Jurusan Pendidikan Kimia (208)</li>
<li>9. Jurusan Pendidikan Guru MI (209)</li>
<li>10. Jurusan Pendidikan Guru MA (210)</li>
</ul><b>Program Pendidikan Akta IV</b><br />
<ul><li>Pendidikan Professional Keguruan adalah suatu program yang setara dengan Diploma-1 untuk lulusan non kependidikan.</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Ushuluddin&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Ushuluddin (halaman belum tersedia)">Fakultas Ushuluddin</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Akidah Filsafat (101)</li>
<li>2. Jurusan Perbandingan Agama (102)</li>
<li>3. Jurusan Tafsir Hadits (103)</li>
<li>4. Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi (104)</li>
<li>5. Jurusan Sosiologi Agama (105)</li>
<li>6. Jurusan Sosiologi (106)</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Psikologi&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Psikologi (halaman belum tersedia)">Fakultas Psikologi</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Kajian Psikologi Sosial</li>
<li>2. Jurusan Psikologi Pendidikan</li>
<li>3. Jurusan Psikologi Perkembangan</li>
<li>4. Jurusan Kajian Psikologi Industri dan Organisasi</li>
<li>5. Jurusan Kajian Psikologi Klinis</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Sains_%26_Teknologi&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Sains & Teknologi (halaman belum tersedia)">Fakultas Sains & Teknologi</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Teknik Informatika (701)</li>
<li>2. Jurusan Teknologi Pertanian (702)</li>
<li>3. Jurusan Matematika (703)</li>
<li>4. Jurusan Biologi (704)</li>
<li>5. Jurusan Fisika (705)</li>
<li>6. Jurusan Kimia (706)</li>
</ul><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fakultas_Ilmu_Sosial,_Politik_%26_Ekonomi&action=edit&redlink=1" title="Fakultas Ilmu Sosial, Politik & Ekonomi (halaman belum tersedia)">Fakultas Ilmu Sosial, Politik & Ekonomi</a><br />
<b>Program Pendidikan Strata-1</b><br />
<ul><li>1. Jurusan Sosiologi</li>
<li>2. Jurusan State Administration</li>
<li>3. Jurusan Management</li>
</ul><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Program_Pendidikan_Magister">Program Pendidikan Magister</span></h2><ul><li>1. Konsentrasi Ulumul Qur'an</li>
<li>2. Konsentrasi Ulumul Hadits</li>
<li>3. Konsentrasi Filsafat dan Pemikiran Islam</li>
<li>4. Konsentrasi Hukum dan Pranata Sosial Islam</li>
<li>5. Konsentrasi Ilmu Pendidikan Islam</li>
<li>6. Konsentrasi Pendidikan Agama Islam</li>
<li>7. Konsentrasi Studi Masyarakat Islam</li>
<li>8. Konsentrasi Ekonomi Islam</li>
<li>9. Konsentrasi Bahasa Arab</li>
<li>10. Konsentrasi Ilmu Dakwah</li>
</ul><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFs6bbNWjxiqcmqr3eY89_23jDSP8HrD_H2crYBr_C8qZxbeplAacu5NgVfCyP0_V7It_s7si4jeNQtGMV6LadXacUBsSpTSACxAj8sksBCOIeFizUVkc1ptfxhEErewdYYUNGJm5_aQc/s1600/ddddddcccc.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFs6bbNWjxiqcmqr3eY89_23jDSP8HrD_H2crYBr_C8qZxbeplAacu5NgVfCyP0_V7It_s7si4jeNQtGMV6LadXacUBsSpTSACxAj8sksBCOIeFizUVkc1ptfxhEErewdYYUNGJm5_aQc/s1600/ddddddcccc.jpeg" /></a></div><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Program_Pendidikan_Doktor">Program Pendidikan Doktor</span></h2><ul><li>1. Hukum Islam</li>
<li>2. Pendidikan Islam</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><br />
</div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-85616873516495817912011-12-23T11:53:00.000-08:002011-12-23T11:53:06.806-08:00Sejarah singkat tentang UIN Sultan Syarif Kasim Riau<h2 class="post-title entry-title"> </h2><div class="post-body entry-content"> <div style="text-align: justify;"><u><b>UIN SUSKA RIAU</b></u> atau yang lebih lengkapnya <u><b>Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau - Pekanbaru</b></u>. Merupakan <b>kampus madani</b> yang terletak di dua daerah di kota Pekanbaru, daerah Panam dan Sukajadi. Kampus yang lebih akrab disebut <u><b>UIN Suska Riau</b></u> ini sebelumnya merupakan <i><span class="IL_AD" id="IL_AD3">Institut</span> Agama Islam Negeri Sulthan Syarif Qasim</i> (<b>IAIN SUSQA</b>) Pekanbaru berdiri pada tanggal 19 September 1970 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik <span class="IL_AD" id="IL_AD2">Indonesia</span> No. 194 Tahun 1970. Institut ini diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 19 September 1970 yang berupa penandatanganan piagam dan pelantikan Rektor pertama Bapak Prof. H. Ilyas <span class="IL_AD" id="IL_AD5">Muhammad Ali</span>.<span class="fullpost"><br />
<br />
Namun berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 tanggal 4 <span class="IL_AD" id="IL_AD8">Januari</span> 2005 tentang <span class="IL_AD" id="IL_AD7">Perubahan</span> <b>IAIN Sulthan Syarif Qasim Pekanbaru</b> menjadi <u><b>UIN Sultan Syarif Kasim Riau</b></u>, pada tanggal 9 <span class="IL_AD" id="IL_AD4">Februari</span> 2005, perubahan status terjadi dan di resmikan menjadi <u><b>Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau</b></u> oleh Presiden RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Dan kemudian Menteri Agama RI menetapkan Organisasi dan <span class="IL_AD" id="IL_AD10">Tata</span> <span class="IL_AD" id="IL_AD6">kerja</span> <u><b>UIN Suska Riau</b></u> berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005 tanggal 4 April 2005. <br />
<br />
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 8 Tahun 2005 UIN Suska memiliki 8 fakultas, yaitu: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, dan fakultas Pertanian dan Peternakan.<br />
<br />
Untuk melihat informasi lebih <span class="IL_AD" id="IL_AD9">lengkap</span> tentang sejarah berdirinya <b>kampus madani UIN Suska Riau</b> ini, anda dapat lebih jelas membacanya di situs resmi http://www.uin-suska.ac.id...<br />
<br />
Berikut beberapa foto tentang kampus UIN Suska Riau :<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRlj-85IyiKVrWsazMqLj-HsvSdYv8kNuDAsXdOnq7JxCsAfnv-fsRoRKCk_oinED9TnOP3wM9U5BtAsx42CBnMuE1fQaMByTgkhsQVNIPWpV4RHCQVxQVs1WntsfNWyXTFxp6ooeHuB4/s1600/Logo+UIN+Suska+Riau.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Logo UIN Suska Riau" border="0" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRlj-85IyiKVrWsazMqLj-HsvSdYv8kNuDAsXdOnq7JxCsAfnv-fsRoRKCk_oinED9TnOP3wM9U5BtAsx42CBnMuE1fQaMByTgkhsQVNIPWpV4RHCQVxQVs1WntsfNWyXTFxp6ooeHuB4/s320/Logo+UIN+Suska+Riau.jpg" title="Logo UIN Suska Riau" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="fullpost">Logo UIN Suska Riau</span></td></tr>
</tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfwjDm_XlbKUaRciFrHDIg_8sDGA4k-VIOaWqRCI3J9DisRgX-X4uvIfleHEfJGtD-K_7MUU4Rzw9LvW9MgwX4QTt6Eed-kGwobYZwAV8gRXrW_JVcCdizdBN7qVtUxATEfio55T90dQ/s1600/UIN+Suska+Fakultas+Sains+dan+Teknologi.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="UIN Suska Riau Fakultas Sains dan Teknologi" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfwjDm_XlbKUaRciFrHDIg_8sDGA4k-VIOaWqRCI3J9DisRgX-X4uvIfleHEfJGtD-K_7MUU4Rzw9LvW9MgwX4QTt6Eed-kGwobYZwAV8gRXrW_JVcCdizdBN7qVtUxATEfio55T90dQ/s320/UIN+Suska+Fakultas+Sains+dan+Teknologi.jpg" title="UIN Suska Riau Fakultas Sains dan Teknologi" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gedung Fakultas Sains dan Teknologi</span></td></tr>
</tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6KjeERkT3DBdYRAW92ZmV-xANnNs7tFTUKibIstObWlUw-HX_g9K0doAOTCkxyTxGpxnkY3_zMhy6dUEZlm_HRAXCzLYi9qgMHdmaU9ZT5LJe1uUhK7oillq1Bp2-F0bdCDzqd3o3oGU/s1600/UIN+Suska+Riau+Laboratorium+Sains.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="UIN Suska Riau Fakultas Sains dan Teknologi Laboratorium" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6KjeERkT3DBdYRAW92ZmV-xANnNs7tFTUKibIstObWlUw-HX_g9K0doAOTCkxyTxGpxnkY3_zMhy6dUEZlm_HRAXCzLYi9qgMHdmaU9ZT5LJe1uUhK7oillq1Bp2-F0bdCDzqd3o3oGU/s320/UIN+Suska+Riau+Laboratorium+Sains.jpg" title="UIN Suska Riau Fakultas Sains dan Teknologi Laboratorium" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span class="fullpost">Laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi</span></td></tr>
</tbody></table><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7cZv6D0YId0upJA1hjjeofkHHA8idcLqPHGKXMr0pYjIVPJE6ueNF6Hav4J3c8I60TwymJcuBjSRpklY7dedp5Vb75wOX6miz_wjk0sK08lhOS6fej0I7K2cOKqeTnZ8iWlD9BH9ocUA/s1600/LOGOHIMASI.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="UIN Suska Riau Logo Jurusan Sistem Informasi" border="0" height="308" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7cZv6D0YId0upJA1hjjeofkHHA8idcLqPHGKXMr0pYjIVPJE6ueNF6Hav4J3c8I60TwymJcuBjSRpklY7dedp5Vb75wOX6miz_wjk0sK08lhOS6fej0I7K2cOKqeTnZ8iWlD9BH9ocUA/s320/LOGOHIMASI.JPG" title="UIN Suska Riau Logo Jurusan Sistem Informasi" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi</td></tr>
</tbody></table></span></div></div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-18153050953954238582011-12-23T11:50:00.000-08:002011-12-23T11:50:02.997-08:00sejarah masuknya islam di Indonesia<div class="post-title"> <h2><a href="http://ayuna.abatasa.com/post/detail/2196/sejarah-lahirnya-islam-di-indonesia" rel="bookmark" title="Sejarah Lahirnya Islam Di Indonesia"><b>Sejarah Lahirnya Islam Di Indonesia</b></a></h2><span class="post-cat"></span> <span class="mini-add-comment"></span> </div><br />
<a href="http://amnanfaza.blogspot.com/" target="_blank">Islam</a> merupakan salah satu <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/tag/agama/">agama</a> besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/2009/01/muhammad-rasulullah-saw.html">Muhammad</a>. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.<br />
<br />
Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.<br />
Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.<br />
Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/2009/01/muhammad-rasulullah-saw.html">Muhammad</a>.<br />
<br />
Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Daerah">daerah</a>-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.<br />
Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/tag/pengetahuan/" target="_blank">pengetahuan</a>.<br />
<br />
Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya.<br />
<br />
<b>Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia</b><br />
<a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/02/26/sejarah-globbazone/">Sejarah</a> <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/catatan-tugas.html">mencatat</a> bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.<br />
<br />
a. <b>Peranan Kaum Pedagang</b><br />
Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang<br />
peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/pedagang-asongan.html">pedagang</a> dari luar Indonesia<br />
maupun para pedagang <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Bangsa%20Indonesia" target="_blank">Indonesia</a>.<br />
Para pedagang itu datang dan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/pedagang-asongan.html">berdagang</a> di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.<br />
Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/laporan-kegiatan.html" target="_blank">kegiatan</a> saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.<br />
Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/tag/agama/" target="_blank">agama</a> dan <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/01/13/sistim-sosial-dan-budaya/">budaya</a> Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Daerah">daerah</a> pesisir.<br />
Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/20/proses-akomodasi-baru-dan-kesinambungan-masyarakat-di-tengah-arus-perubahan-sosial-makalah-sosiologi/">masyarakat</a> Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.<br />
Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.<br />
<br />
b. <b>Peranan Bandar-Bandar di Indonesia</b><br />
Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-<a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/03/27/kapal/">kapal</a> dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para <a href="http://dutapulsa.tk/">pengusaha</a> <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/03/27/kapal/" target="_blank">perkapalan</a>. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.<br />
Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/" target="_blank">Islam</a> ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.<br />
Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/kota">kota</a> bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.<br />
Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.<br />
Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).<br />
<br />
c. <b>Peranan Para Wali dan Ulama</b><br />
Salah satu cara penyebaran <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/" target="_blank">agama Islam</a> ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.<br />
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.<br />
Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.<br />
(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar <a href="http://produkcantik.blogspot.com/">Gresik</a>. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.<br />
(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.<br />
(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Agama" target="_blank">agama</a> di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/01/13/sistim-sosial-dan-budaya/">sosial</a>.<br />
(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.<br />
(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.<br />
(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.<br />
(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.<br />
(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.<br />
(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.<br />
<br />
3. <b>Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia </b><br />
Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?<br />
Masuknya Islam ke Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.<br />
Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/02/catatan-tugas.html">catatan</a> perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.<br />
Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.<br />
Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.<br />
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.<br />
Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar <a href="http://mengerjakantugas.blogspot.com/search/label/Agama" target="_blank">agama</a> dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/" target="_blank">Islam</a> ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.<br />
Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar <a href="http://amnanfaza.blogspot.com/" target="_blank">agama Islam</a> di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, <a href="http://produkcantik.blogspot.com/" target="_blank">Gresik</a>, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di <a href="http://dahlanforum.wordpress.com/2009/02/22/untuk-daerah-ku/">daerah</a> ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-81618114868151297142011-12-23T11:48:00.000-08:002011-12-23T11:48:07.541-08:00Sejarah lahirnya bangsa indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSzXV4UyKftM1pz6fUcN0rYoQIJpCyg9Ljl7_jAp3v9UlsCf1X-hVDaa89wUlzQbmNeM8Zqo-TiEapytiR5mHnOSazyMDLyMBf3pDaCF4sgIOwxhcrEd5j8Tt-c2G2AvvP6VnaPMUl8EA/s1600/ddd.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSzXV4UyKftM1pz6fUcN0rYoQIJpCyg9Ljl7_jAp3v9UlsCf1X-hVDaa89wUlzQbmNeM8Zqo-TiEapytiR5mHnOSazyMDLyMBf3pDaCF4sgIOwxhcrEd5j8Tt-c2G2AvvP6VnaPMUl8EA/s1600/ddd.jpeg" /></a></div><h1 class="post-title">SEJARAH BERDIRINYA NEGARA REPUBLIK INDONESIA</h1>Proklamasi Kemerdekaan, yang kita peringati setiap tanggal 17 Agustus, adalah sebuah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia . Proklamasi, telah mengubah perjalanan sejarah, membangkitkan rakyat dalam semangat kebebasan. Merdeka dari segala bentuk penjajahan. <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimanakah sesungguhnya, peristiwa yang terjadi 64 tahun yang lalu itu. Mari kita buka kembali catatan sejarah sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perdebatan<span id="more-78"></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Proklamasi, ternyata didahului oleh perdebatan hebat antara golongan pemuda dengan golongan tua. Baik golongan tua maupun golongan muda, sesungguhnya sama-sama menginginkan secepatnya dilakukan Proklamasi Kemerdekaan dalam suasana kekosongan kekuasaan dari tangan pemerintah Jepang. Hanya saja, mengenai cara melaksanakan proklamasi itu terdapat perbedaan pendapat. Golongan tua, sesuai dengan perhitungan politiknya, berpendapat bahwa Indonesia dapat merdeka tanpa pertumpahan darah, jika tetap bekerjasama dengan Jepang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Karena itu, untuk memproklamasikan kemerdekaan, diperlukan suatu revolusi yang terorganisir. Soekarno dan Hatta, dua tokoh golongan tua, bermaksud membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dengan cara itu, pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan tidak menyimpang dari ketentuan pemerintah Jepang. Sikap inilah yang tidak disetujui oleh golongan pemuda. Mereka menganggap, bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang. Sebaliknya, golongan pemuda menghendaki terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan itu, dengan kekuatan sendiri. Lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah Jepang. Perbedaan pendapat ini, mengakibatkan penekanan-penekanan golongan pemuda kepada golongan tua yang mendorong mereka melakukan “aksi penculikan” terhadap diri Soekarno-Hatta (lihat Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:77-81)</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat kediaman Bung Karno, berlangsung perdebatan serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut:</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">” Sekarang Bung, sekarang! malam ini juga kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan Bung Karno bahwa ribuan pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita harus segera merebut kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami !” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno tidak mengeluarkan pengumuman pada malam ini juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil berkata: ” Ini batang leherku, seretlah saya ke pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk melakukan hal itu ?”</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri telah menyerah dan telah takluk dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan kesiapan total tentara Jepang! Coba, apa yang bisa kau perlihatkan kepada saya ? Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ? Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri, Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa usul para pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan timbulnya banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda nampak tidak puas. Mereka mengambil kesimpulan yang menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan kecewa, terutama karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rengasdengklok kota kecil dekat Karawang dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15 km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan rencana mereka sendiri. Di sebuah pondok bambu berbentuk panggung di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ” Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta (Marwati Djoened Poesponegoro, ed. 1984:82-83).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Merumuskan Teks Proklamasi</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo (1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atas Bukanfu di Batavia; kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak sedikit baginya, ia mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco (kepala pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah menyatakan menyerah kepada Sekutu, maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang dih`ruskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis kebi jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya berharap agar pihak Jepang tidak menghalang-ha langi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta, 1970:54-55).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya, baik dari golongan tua maupun dari golongan pemuda, menunggu di serambi muka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menurut Soebardjo (1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam, rumusan teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignty). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah kelompok yang menyendiri di ruang makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo (1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “ Sementara teks Proklamasi ditik, kami menggunakan kesempatan untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang dapur, yang telah disiapkan sebelumnya oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya bercampur dengan beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri di samping saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka pertemuan dini hari itu dengan beberapa patah kata.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing”. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama menandatangani naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad Hatta dengan mengambil contoh pada “Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang tidak setuju kalau tokoh-tokoh golongan tua yang disebutnya “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah proklamasi itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu diterima oleh hadirin.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Naskah yang sudah diketik oleh Sajuti Melik, segera ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Persoalan timbul mengenai bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan kepada rakyat di seluruh Indonesia , dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong ke lapangan IKADA pada tanggal 17 Agustus untuk mendengarkan Proklamasi Kemerdekaan. Akan tetapi Soekarno menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih baik dilakukan di tempat kediaman saya di Pegangsaan Timur. Pekarangan di depan rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing insiden ? Lapangan IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Detik-Detik Proklamasi</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Marwati Djoened Poesponegoro (1984:92-94) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saudara-saudara sekalian ! saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalal tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu”. (Koesnodiprojo, 1951).</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” lebih baik seorang prajurit ,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi (1984:77) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi .” ” Proklamasi sudah saya ucapkan,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” Sudahkah ?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” Ya, sudah !” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar (saat itu belum ada rol film). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada tiga; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa itu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Penutup</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Peristiwa besar bersejarah yang telah mengubah jalan sejarah bangsa Indonesia itu berlangsung hanya satu jam, dengan penuh kehidmatan. Sekalipun sangat sederhana, namun ia telah membawa perubahan yang luar biasa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia . “Gema lonceng kemerdekaan” terdengar ke seluruh pelosok Nusantara dan menyebar ke seantero dunia. Para pemuda, mahasiswa, serta pegawai-pegawai bangsa Indonesia pada jawatan-jawatan perhubungan yang penting giat bekerja menyiarkan isi proklamasi itu ke seluruh pelosok negeri. Para wartawan Indonesia yang bekerja pada kantor berita Jepang Domei , sekalipun telah disegel oleh pemerintah Jepang, mereka berusaha menyebarluaskan gema Proklamasi itu ke seluruh dunia.</div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-53388534679542540372011-12-23T11:44:00.000-08:002011-12-23T11:44:07.058-08:00Sejarah singkat UIN Syarif Hidayatullah jakarta<div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><b>Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta</b> atau <b>Universitas Islam Negeri Jakarta</b> (sebelumnya: <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/IAIN_Jakarta" title="IAIN Jakarta">IAIN Jakarta</a> atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/IAIN_Syarif_Hidayatullah" title="IAIN Syarif Hidayatullah">IAIN Syarif Hidayatullah</a>) adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas" title="Universitas">universitas</a> yang terletak di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ciputat,_Tangerang_Selatan" title="Ciputat, Tangerang Selatan">Ciputat, Tangerang Selatan</a>.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue;"> </div><table class="toc" id="toc" style="background-color: #eeeeee; color: blue; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr> <td><br />
</td> </tr>
</tbody></table><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Sejarah_singkat">Sejarah singkat</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Juni" title="1 Juni">1 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2007" title="2007">2007</a>, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan <i>golden anniversary</i>. Selama setengah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad" title="Abad">abad</a>, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_pengetahuan" title="Ilmu pengetahuan">ilmu pengetahuan</a>, institusi riset yang mendukung proses pembangunan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa" title="Bangsa">bangsa</a>, dan sebagai institusi pengabdian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat" title="Masyarakat">masyarakat</a> yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sosial" title="Sosial">sosial</a>. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas" title="Universitas">universitas</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Periode_perintisan">Periode perintisan</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Megawati_Soekarnoputri" title="Megawati Soekarnoputri">Presiden RI</a> Nomor 031 tahun 2002. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">Sejarah</a> pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi" title="Perguruan tinggi">perguruan tinggi</a> Islam di Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Satiman_Wirjosandjojo" title="Satiman Wirjosandjojo">Dr. Satiman Wirjosandjojo</a>, salah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muslim" title="Muslim">muslim</a> terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Lima tahun sebelum <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_kemerdekaan_Indonesia" title="Proklamasi kemerdekaan Indonesia">proklamasi kemerdekaan Indonesia</a>, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Padang" title="Padang">Padang</a> mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a>. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh muslim dengan membentuk yayasan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta" title="Mohammad Hatta">Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta</a> sebagai ketua dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Natsir" title="Mohammad Natsir">Mohammad Natsir</a> sebagai sekretaris.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Juli" title="8 Juli">8 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1945" title="1945">1945</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yayasan" title="Yayasan">yayasan</a> tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Kahar_Muzakkar" title="Abdul Kahar Muzakkar">Abdul Kahar Muzakkar</a>. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta" title="Mohammad Hatta">Dr.(H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta</a>, KH. Kahar Mudzakkir, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wahid_Hasjim" title="Wahid Hasjim">K.H. A. Wahid Hasjim</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mas_Mansoer" title="Mas Mansoer">K.H. Mas Mansur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fathurrahman_Kafrawi" title="Fathurrahman Kafrawi">KH. Fathurrahman Kafrawi</a>, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yogyakarta" title="Yogyakarta">Yogyakarta</a> mengikuti kepindahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kota" title="Ibu kota">ibu kota</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negara" title="Negara">negara</a> dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948, nama STI diubah menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">Universitas Islam Indonesia</a> (UII) dengan penambahan fakultas-fakultas baru. Sampai dengan 1948, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/UII" title="UII">UII</a> memiliki empat fakultas, yaitu:</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><ul style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><li>Fakultas Agama</li>
<li>Fakultas Hukum</li>
<li>Fakultas Ekonomi</li>
<li>Fakultas Pendidikan</li>
</ul><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Kebutuhan akan tenaga fungsional di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Departemen_Agama_Republik_Indonesia" title="Departemen Agama Republik Indonesia">Departemen Agama Republik Indonesia</a> menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Adnan" title="Muhammad Adnan">Prof. K.H.R. Muhammad Adnan</a> dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu:</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><ul style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><li>Jurusan Tarbiyah</li>
<li>Jurusan Qadla (Syari’ah)</li>
<li>Jurusan Dakwah</li>
</ul><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab">bahasa Arab</a>, Pengantar Ilmu Agama, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" title="Fiqih">Fiqih</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ushul_Fiqih" title="Ushul Fiqih">Ushul Fiqih</a>, Tafsir, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">Hadits</a>, Ilmu Kalam, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat" title="Filsafat">Filsafat</a>, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar <i>Bachelor of Art</i> (B.A.) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Doktorandus" title="Doktorandus">Doktorandus</a> (Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa berikutnya. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelar_akademik" title="Gelar akademik">Gelar akademik</a> yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Periode_ADIA_.281957-1960.29">Periode ADIA (1957-1960)</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Kebutuhan tenaga fungsional bidang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Guru" title="Guru">guru</a> agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Juni" title="1 Juni">1 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1957" title="1957">1957</a> dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pegawai_negeri" title="Pegawai negeri">pegawai negeri</a> guna mendapatkan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ijazah&action=edit&redlink=1" title="Ijazah (page does not exist)">ijazah</a> pendidikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Akademi" title="Akademi">akademi</a> dan semi akademi sehingga menjadi <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Guru_agama&action=edit&redlink=1" title="Guru agama (page does not exist)">guru agama</a>, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum" title="Kurikulum">kurikulum</a> ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahmoed_Joenoes" title="Mahmoed Joenoes">Prof. Dr. H. Mahmoed Joenoes</a> sebagai dekan dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bustami_A._Gani" title="Bustami A. Gani">Prof. H. Bustami A. Gani</a> sebagai Wakil Dekan.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuliah" title="Kuliah">kuliah</a> di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Periode_Fakultas_IAIN_al-Jami.E2.80.99ah_Yogyakarta_.281960-1963.29">Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan cakupan pembelajaran yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brunei_Darussalam" title="Brunei Darussalam">Brunei Darussalam</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Singapura">Singapura</a>. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya <i>area of studies</i> yang menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno" title="Soekarno">Presiden Republik Indonesia</a> No. 11 Tahun 1960 tertanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/24_Agustus" title="24 Agustus">24 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1960" title="1960">1960</a>. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. IAIN diresmikan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Wahib_Wahab" title="Muhammad Wahib Wahab">K. H. M. Wahib Wahab</a> sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dengan Rektor pertamanya yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunario_Sastrowardoyo" title="Sunario Sastrowardoyo">Prof. Mr. Sunarjo</a> di Gedung Kepatihan Yogyakarta.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="IAIN_with_Wider_Mandate">IAIN with Wider Mandate</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/IAIN" title="IAIN">IAIN</a> tertua di Indonesia yang bertempat di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Simbol" title="Simbol">simbol</a> bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga" title="Lembaga">lembaga</a> ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada tahun 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Pertanian_Bogor" title="Institut Pertanian Bogor">Institut Pertanian Bogor</a> (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada tahun 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a>]. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern, McGill University melalui Canadian International Development Agencis (CIDA), Leiden University (INIS), Universitas Al-Azhar (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kairo" title="Kairo">Kairo</a>), King Saud University (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Riyadh" title="Riyadh">Riyadh</a>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Indonesia" title="Universitas Indonesia">Universitas Indonesia</a>, Institut Pertanian Bogor (IPB), Ohio University, Lembaga Indonesia Amerika (LIA), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Negara_Indonesia" title="Bank Negara Indonesia">Bank Negara Indonesia</a>; <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Muamalat_Indonesia" title="Bank Muamalat Indonesia">Bank Muamalat Indonesia</a>, dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Periode_UIN_Syarif_Hidayatullah_Jakarta">Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/20_Mei" title="20 Mei">20 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2002" title="2002">2002</a>, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hamzah_Haz" title="Hamzah Haz">Wakil Presiden Republik Indonesia</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Juni" title="8 Juni">8 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2002" title="2002">2002</a> bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_April" title="12 April">12 April</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004 tentang</a> izin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/S-1" title="S-1">S-1</a>) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S-1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/19_Mei" title="19 Mei">19 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004</a>.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><br style="background-color: #eeeeee; color: blue;" /><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Fakultas">Fakultas</span></h2><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Sebagai bentuk reintegrasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu" title="Ilmu">ilmu</a>, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><ul style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><li>Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan</li>
<li>Fakultas Adab dan Humaniora</li>
<li>Fakultas Ushuluddin dan Filsafat</li>
<li>Fakultas Syari’ah dan Hukum</li>
<li>Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi</li>
<li>Fakultas Dirasat Islamiyah</li>
<li>Fakultas Psikologi</li>
<li>Fakultas Ekonomi dan Bisnis</li>
<li>Fakultas Sains dan Teknologi</li>
<li>Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan</li>
<li>Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik</li>
<li>Sekolah Pascasarjana</li>
</ul><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;">Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S-1), 1.273 Sarjana Magister (S-2), dan 426 Sarjana Doktor (S-3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu-ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tokoh" title="Tokoh">Tokoh</a> dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berjasa bagi dunia pendidikan, agama, pemikiran di Indonesia adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nurcholis_Madjid" title="Nurcholis Madjid">Prof .Dr. Nurcholis Madjid</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Nasution" title="Harun Nasution">Prof. Dr. Harun Nasution</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Azyumardi_Azra" title="Azyumardi Azra">Prof. Dr. Azyumardi Azra</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Quraish_Shihab" title="Quraish Shihab">Prof. Dr. Quraish Shihab</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Komaruddin_Hidayat" title="Komaruddin Hidayat">Prof. Dr. Komaruddin Hidayat</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Muhammad_Ridwan_Al-Jufrie&action=edit&redlink=1" title="Muhammad Ridwan Al-Jufrie (page does not exist)">Prof. Dr. Muhammad Ridwan Al-Jufrie</a>, dan lain-lain.</div><div style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3tYkVILL8iZWkrMXkgio0GNLu9J98zoiOSR144-kQ8G-tr16repob5hzVpVCpAExFJeaflxBF_ljE_VTy9gjZoTsdKVQRckmdMVDQBaQ36liGVqP-yA55-Bqc1y8rwPASD7XWuxebVPc/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3tYkVILL8iZWkrMXkgio0GNLu9J98zoiOSR144-kQ8G-tr16repob5hzVpVCpAExFJeaflxBF_ljE_VTy9gjZoTsdKVQRckmdMVDQBaQ36liGVqP-yA55-Bqc1y8rwPASD7XWuxebVPc/s1600/images.jpeg" /></a></div><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><br />
<span class="editsection"></span></h2><br style="background-color: #eeeeee; color: blue;" /><br style="background-color: #eeeeee; color: blue;" /><h2 style="background-color: #eeeeee; color: blue; text-align: justify;"><br />
</h2><br style="background-color: #eeeeee; color: blue;" />dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-38105086282438062492011-12-23T11:42:00.000-08:002011-12-24T23:45:05.743-08:00Sejarah singkat Pondok Pesantren bahrul ulum<div style="text-align: justify;"><br />
<span class="submitted"></span> </div><div style="text-align: justify;"><b> </b></div><div></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBUkj5s46s0JdK7T2zSQKfMUSmecFQTlkE_yWKfGlHkZ_VHi1GZ4Z4fq53E7H_SzPryRP4g9GzcEZNp_ksmqLrw6z05LYd89xXXc7jO4GWxsIYBLK34Tm8dbmd7rthft3q-9x9p2v5mQg/s1600/Bahrul+Ulum.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBUkj5s46s0JdK7T2zSQKfMUSmecFQTlkE_yWKfGlHkZ_VHi1GZ4Z4fq53E7H_SzPryRP4g9GzcEZNp_ksmqLrw6z05LYd89xXXc7jO4GWxsIYBLK34Tm8dbmd7rthft3q-9x9p2v5mQg/s320/Bahrul+Ulum.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://zidniagus.files.wordpress.com/2011/02/16.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br />
</a></div></div><div style="text-align: justify;">Sebagai salah satu dari empat pondok pesantren besar di empat penjuru kota Jombang, Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum (secara harfiah artinya Lautan Ilmu) lebih dikenal dengan nama ponpes Tambakberas. Letaknya cukup strategis yakni di belahan utara kota Jombang, masuk dalam wilayah administratif Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang Kota. Sebagai pintu masuk Jombang dari arah utara (Ploso, Babat, Lamongan, Bojonegoro, Gresik dan Tuban), ponpes Tambakberas berlokasi di tepi jalan raya Jombang - Tuban </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Sejarah</b><br />
Lokasi awal yang menjadi cikal bakal Ponpes Tambakberas disebut Pondok Selawe (selawe artinya duapuluh lima). Kebetulan awalnya ponpes ini memang hanya menerima santri sejumlah 25 orang dan didirikan pada tahun 1825 seusai Perang Diponegoro. Pendiri ponpes adalah KH Abdus Salam yang juga dikenal dengan nama Mbah Shoichah (artinya bentakan yang membuat orang gentar). Ada pula yang menyebut ponpes Tiga, karena jumlah kamar yang ada hanya 3 buah. Disamping mendakwahkan syariat Islam, Mbah Shoichah juga mengajarkan pengobatan dan kanuragan (ilmu bela diri) pada santri-santrinya. Mbah Shoichah mengasuh ponpes Selawe dalam kurun waktu tahun 1825 - 1860.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span id="more-5968"></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Lokasi ponpes Selawe saat ini menjadi makam keluarga bani Chasbullah. Diantaranya makam KH Abdul Wahab Chasbullah, pendiri dan penggerak Nahdhatul Ulama (NU). Salah satu pendiri NU ini dikenal pula dengan sebutan Mbah Wahab yang merupakan generasi ke-4 dari pendiri ponpes Tambakberas. Di kompleks makam ini terdapat pula makam KH Abdul Wahib Wahab (dari generasi ke-5) mantan Menteri Agama Republik Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sepeninggal beliau, ponpes diasuh oleh KH Ustman (Mbah Ustman) yang merupakan menantu pertama Mbah Syaichah. Oleh KH Ustman lokasi ponpes dipndah sekitar 100 meter ke arah selatan dari ponpes Selawe, tepatnya di dusun Gedang desa Tambakrejo. Karena itu ponpes ini juga disebut ponpes Gedang. Mbah Ustman dikenal sebagai kiai tasawuf dan menjadi salah satu mursid Thoriqoh Naqsabandiyah pada zamannya. Ponpes Gedang diasuh oleh Mbah Ustman dalam kurun tahun 1860 - 1910. Menantu pertama Mbah Ustman adalah KH Hasyim Asy?ari, yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri NU. Selanjutnya, KH Hasyim Asy'ari mengajak santri-santri thoriqoh membuka ponpes baru di desa Keras kecamatan Diwek. Lokasi ini berjarak sekitar 18 km arah keselatan dari Tambakberas. Ponpes inilah yang menjadi awal berdirinya ponpes Tebuireng yang legendaris itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kalau Mbah Ustman dikenal mengembangkan ilmu tasawuf, maka adik ipar beliau yaitu KH Said mengajarkan ilmu syariat. KH Said mengajar di ponpes yang ada di dusun Tambakberas desa Tambakrejo. Lokasi cukup dekat dengan ponpes Gedang, kira-kira hanya berjarak 100 meter. Setelah Mbah Ustman wafat, sebagian santri yang tidak ikut membantu KH Hasyim Asy?ari, akhirnya dipindah ke ponpes Tmbakberas asuhan KH Said ini. Sepeninggal KH Said, ponpes diasuh oleh putra beliau yaitu KH Chasbullah. Dari KH Chasbullah inilah ponpes terus dikembangkan oleh putra putrinya. Yaitu KH Abdul Wahab, KH Abdul Hamid, Nyai Fatimah dan KH Abdurrohim. Pada tahun 1967, KH Abdul Wahab Chasbullah memberi nama ponpes Bahrul Ulum. Namun orang juga tetap mengenal ponpes ini sebagai ponpes Tambakberas seperti dua ponpes besar lainnya. yaitu ponpes Denanyar (Mambaul Maarif) dan ponpes Rejoso (Darul Ulum). Berbeda dengan ponpes Tebuireng yang memang hanya disebut dengan satu nama saja, yaitu ponpes Tebuireng.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) didirikan sekitar pada tahun 1825 di dusun Gedang kelurahan Tambakberas. Oleh KH. Abdus Salam, Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara, buat 25 orang pengikutnya. KH. Abdus Salam adalah seorang keturunan raja Brawijaya dari Majapahit sebagaimana silsilah berikut ini Abdussalam putra Abdul Jabbar putra Ahmad putra Pangeran Sumbu putra Pangeran Benowo putra jaka Tingkir (maskarebet) putra Lembu peteng Aqilah Brawijaya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Nama KH. Abdus Salam kemudian lebih dikenal dengan nama Shoichah atau Kyai Shoichah kemudian beliau memperistri seorang putri dari kota Demak yaitu Muslimah. Dari pernikahanya beliau dikaruniai beberapa putra dan putri yaitu diantaranya yaitu Laiyyinah, Fatimah, Abu bakar, Murfu'ah, Jama'ah, Mustaharoh, Aly ma'un, Fatawi dan Abu Sakur. KH. Abdus Salam mempunyai beberapa santri. Dari santri-santri tersebut ada dua santri yang dijodohkan dengan putrinya yaitu Laiyyinah di jodohka dengan Ustman. Dari hasil pernikahanya beliau dikaruniai seorang putri bernama Winih (nama asalinya Halimah) dan Halimah dijodohkan dengan seorang santri yaitu As'ary dari Demak cikal bakal pendiri Pondok Pesantren Tebuireng. Sedangkan Fathimah dijodohka dengan Sa'id dari pernikahannya beliau di karuniai seorang putra yaitu Kasminah Chasbullah sebelum haji bernama Kasbi, Syafi'i sebelum haji bernama Kasdu, dan Asim sebelum haji bernama Kasmo.Setelah itu pondok nyelawe diteruskan oleh Kyai. Ustman. Dan Kyai. Sa'id mengembangkan sayap pendidikan pondok pesantren dengan mendirikan pondok pesantren disebelah barat dusun Gedang seelah mendapat izin dari ayah maratuanya, yang kini menjadi Pondok Pesantren Bahrul Ulum.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Setelah Kyai Ustman dan Kyai Sa?id, yang meneruskan kepemimpinan pondok pesantren adalah Chasbulloh putra Kyai Sa?id sedangkan Pondok Kyai Ustman dikarenakan beliau tidak mempunya putra sebagai penerus. Oleh sebab itu seluruh santri diboyong ke pondok barat dibawah asuhan Kyai. Chabulloh. Dalam mengembangkan Pondok Pesantren Kyai. Chabulloh ditemani seorang istri yang begitu sangat setia yaitu Nyai Latifah (asalnya Aisah) yang berasal dari desa Tawangsaari Sepanjang Sidoarjo. Pernikahan antara Kyai. Chabulloh dan Nyai Latifah dikaruniai putra-putri antara lain:</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">1. Kyai Abdul Wahab yang berputra K.Wahib, Khodijah, K. Najib Adib, Jammiyyah, mu'tamaroh, Muniroh, Mahfudloh, Hisbiyah, Munjidah, Hasib dan Rokib. </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2. Kyai Abdul Hamid yang berputra K. Abdullah, K. Moh. Sholeh, K. Abdul malik, K. M. Yahya dan Hamidah.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. Nyai Khodijah, (nyai Bisry) berputra Achmad, Sholikhah, Musyarofah, Abdul Aziz, M. Shokhib.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">4. Kyai Abdurrahim berputra K. Ach. Al Fatich, Bariroh, K. Ach. Nasrullah, K. Amanullah, K. Khusnullah.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5. Nyai Fatimah berputra Abdul Fattah, Mufattimah, Abdul Majid</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">6. Sholihah tidak berputra</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">7. Zuhriyah tidak berputra</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">8. Aminaturrokhiyah tidak berputra</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Tahun 1920 adalah dimana kyai Chasbulloh dipanggil ke hadapan sang kholiq (wafat) kemudian pimpinan pondok pesantren diteruskan oleh putra-putranya yaitu Kyai Abdul Wahab, Kyai Abdul Hamid, dan Kyai Abdurrohim.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Nama Bahrul Ulum itu tidak muncul saat KH. Abdus Salam mengasuh pesantren tersebut. Nama itu justru berasal dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Ia memberikan nama resmi pesantren pada tahun 1967. Beberapa tahun kemudian pendiri N.U ini pulang ke rahmatullah pada tanggal 29 Desember 1971. Mulai tahun 1987 kepemimpinan pondok pesantren dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh KH. M. Sholeh Abdul Hamid. Mereka juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh KH. Ahmad Fatih Abd. Rohim.Para kiai yang mengasuh PP Bahrul Ulum itu diantaranya, KH. M. Sholeh Abdul Hamid, KH. Amanullah, KH. Hasib Abd. Wahab, Dibawah kepemimpinan KH. M. Sholeh, PPBU mengalami perkembangan sangat pesat hingga muncul berbagai macam ribat atau komplek diataranya yaitu Induk Al-Muhajirin I, II, III dan IV, Al-Muhajin putri I, II, III dan IV, As-Sa?idiyah putra I, II dan III, As-Sa?idiyah putri, Al-Muhibbin, Ar-Roudloh, Al-Ghozali putra dan putri, Al-Hikmah, Al-wahabiyah I dan II, Al-Fathimiyah, Al-Lathifiyah I, II dan III, An-Najiyah putra dan putrid, Assalma, Al Fattah, Al Asyari,Komplek Chasbullah, Al Maliki, Al Hamidiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Setelah wafatnya KH. M. Sholeh Abdul Hamid pada tahun 2006 majlis pengasuh diteruskan oleh KH. Amanullah Abdurrahim yang wafat pada tahun 2007 hinga pada saat ini yaitu tahun 2010 majelis pengasuh PPBU adalah KH. Hasib Abd. Wahab</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Banyak cerita yang mengisahkan kenapa KH. Abdus Salam seorang keturunan ningrat, bisa sampai ke desa kecil yang kala itu masih berupa hutan belantara penuh dengan binatang buas dan dikenal sebagai daerah angker.<br />
KH. Abdus Salam meninggalkan kampung halamannya menuju Tambakberas untuk bersembunyi menghindari kejaran tentara Belanda. Bersama pengikutnya ia kemudian membangun perkampungan santri dengan mendirikan sebuah langgar (mushalla) dan tempat pondokan sementara buat 25 orang pengikutnya. Karena itu, pondok pesantren itu juga dikenal pondok selawe (dua puluh lima).</div><div style="text-align: justify;"><br />
Perkembangan pondok pesantren ini mulai menonjol saat kepemimpinan pesantren dipegang oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah, cicit KH. Abdus Salam. Setelah kembali dari belajar di Mekkah, ia segera melakukan revitalisasi piondok pesantren. Ia yang pertama kali mendirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Mubdil Fan. Ia juga membentuk kelompok diskusi Taswirul Afkar dan mendirikan organisasi Nahdlatul Wathon yang kemudian dideklarasikan sebagai organisasi keagamaan dengan nama Nahdlatul Ulama (NU). Deklarasi itu ia lakukan bersama dengan KH. Hasyim Asy?ari dan ulama lainnya pada tahun 1926.<br />
Nama Bahrul Ulum itu tidak muncul saat KH. Abdus Salam mengasuh pesantren tersebut. Nama itu justru berasal dari KH. Abdul Wahab Hasbullah. Ia memberikan nama resmi pesantren pada tahun 1967. Beberapa tahun kemudian pendiri NU ini pulang ke rahmatullah pada tanggal 29 Desember 1971.<br />
Mulai tahun 1987 kepemimpinan pondok pesantren dipegang secara kolektif oleh Dewan Pengasuh yang diketuai oleh KH. M. Sholeh Abdul Hamid. Mereka juga mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum yang diketuai oleh KH. Ahmad Fatih Abd. Rohim. Para kiai yang mengasuh PP Bahrul Ulum itu diantaranya, KH. M. sholeh Abdul Hamid, KH. Amanullah, KH. Hasib Abd. Wahab,<br />
Dibawah kepemimpinan KH. M. Sholeh, PPBU mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin membludaknya santri yang belajar di pondok pesantren yang telah banyak menghasilkan ulama dan politisi.KH. Abdurrahman Wahid mantan presiden ke 4 RI juga alumni pesantren yang sering kedatangan tamu dari pemerintah pusat ini. Santri yang belajar di PPBU tidak hanya datang dari daerah Jombang saja tapi juga dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan juga dari Brunei Darussalam dan Malaysia.<br />
Seiring dengan perkembangan pesantren yang semakin pesat, pengelolaan pesantren dilakukan secara profesional. Kegiatan pesantren sehari-hari tidak langsung ditangani oelh pengasuh. Tetapi diserahkan kepada pengurus Bahrul Ulum yang terdiri dari para Gus dan Ning (putra kiai), ustadz, ustadzah dan santri senior. Untuk operasionalnya dibentuk bidang-bidang dengan distribusi tugas secara teratur.<br />
Selain itu, santri juga bisa mengikuti berbagai organisasi penunjuang dalam lingkungan pesantren seperti, Jam?iyyah Qurro? wa; Huffadh (JQH), Forum Kajian Islam (FKI), Corp Dakwah Santri Bahrul Ulum (CDS BU), Koppontren Bahrul Ulum, OSIS ada disetiap sekolah dan madrasah., Keluarga Pelajar Madrasah Bahrul Ulum, Organisasi Daerah (ORDA) organisasi ini merupakan wadah santri menurut asal daerah santri, Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (SM STT).<br />
Kegiatan belajar santri PPBU dalam kesehariannya sangat variatif dan diklasifikasikan menurut jenjang pendidikannya masing-masing. Namun secara umum pengajian kitab salaf (literatur klasik) sangat menonjol. Disamping itu, santri juga diwajibkan mengikuti Madrasah Al-qur?an dan Madrasah Diniyah. Prgram takrorud durus (jam wajib belajar) waktunya ditetapkan oleh pengurus harian Bahrul Ulum.<br />
PPBU juga menyelenggarakan kegiatan sosial seperti, sunatan massal, bakti sosial, penyuluhan masyarakat, pengiriman dai ke daerah-daerah tertinggal, panti anak yatim dan lain sebagainya.<br />
Sebagai kaderisasi pesantren, agar kelangsungan pendidikan agama tetap berjalan dan tidak mengalami kemunduiran apalagi sampai pesantren mengalami bubar, para pengasuh mengirimkan putra-putri belajar ke pesantren lain juga menimba ilmu di perguruan tinggi, seperti putra KH. M. Sholeh ada yang dikirim belajar ke pesantren Lirboyo Kediri.<br />
Penyelenggaraan Pendidikan<br />
Pondok Pesantren Bahrul Ulum secara umum menyelenggarakan pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan formal mengacu pada kuriklum DEPAG dan DIKNAS. Adapun yang mengikuti kurikulum DEPAG, meliputi MI (Madrasah Ibtidaiyah) Bahrul Ulum, MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) Bahrul Ulum, MTs (Madrasah Tsanawiyah) Bahrul Ulum, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Bahrul Ulum dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Bahrul Ulum. Sedangkan pendidikan fromal yang mengikuti kurikulum DIKNAS meliputi, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bahrul Ulum, Sekolah Menengah Umum (SMU) Bahrul Ulum dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tehnik Bahrul Ulum.<br />
Walaupun kegiatan pendidikan formal sangat padat, namun pengajian dan pendidikan kitab salaf tetap sangat dipentingkan. Dan sistem tradisional seperti sorogan, bandongan , weton, takhassus, takror, tahfidh dan tadarrus tetap dipertahankan. Adapun jenjang pendidikan salaf meliputi TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Ibtidaiyah Program Khusus, Madrasah Diniyah, Madrasah Al-Qur'an, Madrasah Mu'allimin mu'alimat Atas dan Madrasah I'dadiyah Lil Jami'ah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
Selain itu PPBU dalam ikut mengembangkan minat dan bakat para santri juga memberikan kegiatan ekstra kurikuler, seperti majalah pesantren Menara, Marching Band, komputer, menjahit, elektronika, seni hadrah, seni qasidah, tata busana, tata boga, bela diri, pramuka, palang merah remaja (PMR), unit kesehatan sekolah (UKS) dan karya ilmiyah remaja. Disamping itu, pesantren juga menyelenggarakan pelatihan dan kegiatan ekstra keagamaan seperti pelatihan jurnalistik, bahasa asing, penelitian, kepemimpinan, kepustakaan, keorganisasian, advokasi masyarakat, kewirausahaan, manasik haji, seni baca Al-Qur'an , khutbah, pidato, bahtsul masail, diba'iyyah dan lain sebagainya.</div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-56255424596647385272011-12-23T11:31:00.000-08:002011-12-23T11:31:15.496-08:00Selayang pandang UIN Sunan kalijaga Yogyakarta<div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"><b>Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga</b> Yogyakarta dalam perjalanannya telah menjadi <i>center of excellence</i> dalam bidang ilmu-ilmu keislaman serta dijuluki sebagai <i>feeder</i> bagi UIN lainnya. Dalam perkembangan terakhirnya, UIN Sunan Kalijaga memiliki tujuh Fakultas, yaitu fakultas Adab, Dakwah, Syari'ah, Tarbiyah, Ushuluddin, Sains dan Teknologi, dan Ilmu Sosial dan Humaniora. Ditambah lagi program Pascasarjana. Dengan 24 program studi dan kurikulum yang terus dievaluasi serta disempurnakan agar semakin relevan dengan tuntutan zaman, UIN Sunan Kalijaga membekali dan mengantarkan mahasiswa siap terjun ke dunia kerja dan wiraswasta.</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue;"> </div><table class="toc" id="toc" style="background-color: #ffe599; color: blue; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr> <td> </td> </tr>
</tbody></table><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sejarah">Sejarah</span></h2><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div class="thumb tleft" style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> <div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Uind.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="165" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/7/7e/Uind.jpg/220px-Uind.jpg" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Uind.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta</div></div></div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;">Keinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam yang sudah dirintis sejak zaman penjajahan. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Satiman_Wirjosandjojo" title="Satiman Wirjosandjojo">Dr. Satiman Wirjosandjojo</a> di Pedoman Masyarakat Nomor 15 Tahun W (1938) pernah melontarkan gagasan pentingnya sebuah lembaga pendidikan tinggi Islam dalam upaya mengangkat harga diri kaum muslimin di tanah Hindia Belanda. Gagasan tersebut terwujud pada tanggal 8 Juli 1945 ketika Sekolah Tinggi Islam (STI) berdiri di Jakarta. Pada masa revolusi, STI ikut Pemerintah Pusat RI hijrah ke Yogyakarta dan pada tanggal 10 April 1946 dapat dibuka kembali di kota Yogyakarta tersebut. Pada bulan Nopember 1947 dibentuk panitia perbaikan STI, yang dalam sidangnya sepakat mendirikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">Universitas Islam Indonesia</a> (UII) pada tanggal 10 Maret 1948 dengan empat fakultas: Agama, Hukum, Ekonomi, dan Pendidikan.</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;">Sebagai wujud penghargaan Pemerintah bagi Yogyakarta sebagai kota revolusi, kepada golongan nasionalis diberikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Gadjah_Mada" title="Universitas Gadjah Mada">Universitas Gadjah Mada (UGM)</a> yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1950. Dalam perkembangannya Universitas Islam Indonesia semakin berkembang pesat dan memiliki 22 Fakultas cabang di Seluruh Indonesia. Sementara itu, kepada golongan Islam diberikan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), yang diambil dari Fakultas Agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">UII</a>. Sehingga pada dasarnya UIN Sunan Kalijaga merupakan pecahan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">UII</a>, dikarenakan pada saat itu terjadi peleburan Fakultas di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">UII</a> berdasarkan peraturan pemerintah yang melarang adanya Fakultas cabang. Fakultas lain seperti Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) kini menjadi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Negeri_Sebelas_Maret" title="Universitas Negeri Sebelas Maret">Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)</a> di Surakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Negeri_Yogyakarta" title="Universitas Negeri Yogyakarta">Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)</a> dan masih banyak Fakultas yang lainnya yang menjadi Perguruan Tinggi pecahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">UII</a> tersebut. Sehingga saat ini <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Islam_Indonesia" title="Universitas Islam Indonesia">UII</a> dan UIN Sunan Kalijaga telah terpisah menjadi institusi yang berbeda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 1950. PTAIN memiliki empat jurusan, yaitu Jurusan Dakwah (kelak Ushuludin), Qodlo (kelak Syari'ah), dan Pendidikan (kelak Tarbiyah). Sementara di Jakarta, enam tahun kemudian berdiri pula <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/UIN_Syarif_Hidayatullah_Jakarta" title="UIN Syarif Hidayatullah Jakarta">Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA)</a> pada tanggal 14 Agustus 1957 berdasarkan Penetapan Menteri Agama No. 1 Tahun 1957.</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;">Dalam rangka menjadikan PTAIN Yogyakarta dan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/UIN_Syarif_Hidayatullah_Jakarta" title="UIN Syarif Hidayatullah Jakarta">ADIA Jakarta</a> lebih memenuhi kebutuhan umat Islam, maka dikeluarkanlah Peraturan Presiden Nomor 11 tentang Pembentukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) <i>Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah</i> yang berkedudukan di Yogyakarta, dengan PTAIN sebagai induk dan ADIA Jakarta sebagai fakultas dari Institut tersebut. IAIN ini diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1960 di Yogyakarta oleh Menteri Agama, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Wahib_Wahab" title="Muhammad Wahib Wahab">K.H.M. Wahib Wahab</a> dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunario_Sastrowardoyo" title="Sunario Sastrowardoyo">Prof. Mr. Sunarjo</a> sebagai rektornya. Perkembangan IAIN yang pesat menyebabkan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 1963 yang memungkinkan daidirikannya suatu IAIN yang terpisah dari pusat. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 26 Tahun 1965, maka terhitung sejak 1 Juli 1965, IAIN Al-Jami'ah di Yogyakarta diberi nama Sunan Kalijaga, nama seorang tokoh terkenal penyebar Islam di Indonesia.</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;">Secara kelembagaan, kini IAIN Sunan Kalijaga telah melakukan transformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga berdasarkan <b>Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama Nomor 01/0/SKB/2004</b> dan <b>Nomor ND/B.V/I/Hk.001/058/04 Tanggal 23 Januari 2004</b>, yang diperkuat lagi dengan <b>Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2004 Tanggal 21 Juni 2004</b>. Transformasi tersebut mendorong UIN Sunan Kalijaga melakukan pembenahan dan pengembangan di berbagai bidang, termasuk bidang manajemen dan akademik. Kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan pihak di luar negeri maupun di luar negeri juga sedang dibangun. Saat ini, juga sedang dibangun fasilitas dan sarana perkuliahan yang didukung teknologi informasi, sehingga diharapkan UIN Sunan Kalijaga akan menjadi <i>cyber campus</i>.</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><h2 style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Fakultas">Fakultas</span></h2><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div class="thumb tright" style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> <div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Uin.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="165" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/b/be/Uin.jpg/220px-Uin.jpg" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"> <div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Uin.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Gedung Fak.Syari'ah dan Fak.Tarbiyah UIN SuKa</div></div></div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;">Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga memiliki 7 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fakultas" title="Fakultas">fakultas</a>, yaitu:</div><div style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6gmL8U-_PaNQmwmMP_5v4Aw9MxwrDlhj3krD_GItMmz7e53Nsun3SRgfB0Hc5A6UcwL5BI3TCl1-C2jtrGbqIdbERxNLrIRGRUCxA4WAdYs4coFvWOpP899JSqL6YBuRzP99oHFB3GEo/s1600/135px-Logo-uin-suka-jogja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6gmL8U-_PaNQmwmMP_5v4Aw9MxwrDlhj3krD_GItMmz7e53Nsun3SRgfB0Hc5A6UcwL5BI3TCl1-C2jtrGbqIdbERxNLrIRGRUCxA4WAdYs4coFvWOpP899JSqL6YBuRzP99oHFB3GEo/s1600/135px-Logo-uin-suka-jogja.jpg" /></a></div><ol style="background-color: #ffe599; color: blue; text-align: justify;"><li>Fakultas Adab</li>
<li>Fakultas Dakwah</li>
<li>Fakultas Syari'ah dan Hukum</li>
<li>Fakultas Tarbiyah</li>
<li>Fakultas Ushuluddin</li>
<li>Fakultas Sains dan Teknologi</li>
<li>Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora</li>
</ol>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-9374025764231013132011-12-23T11:24:00.000-08:002011-12-24T16:26:23.632-08:00Sejarah Lahirnya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang<h2 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Sejarah_Universitas">Sejarah Universitas</span></h2><div> </div><div style="text-align: justify;">Universitas Islam Negeri (UIN) Malang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 50 tanggal 21 Juni 2004. Bermula dari gagasan para tokoh Jawa Timur untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam di bawah Departemen Agama, dibentuklah Panitia Pendirian IAIN Cabang Surabaya melalui Surat Keputusan Menteri Agama No. 17 Tahun 1961 yang bertugas untuk mendirikan Fakultas Syariah yang berkedudukan di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah yang berkedudukan di Malang. Keduanya merupakan fakultas cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan diresmikan secara bersamaan oleh Menteri Agama pada 28 Oktober 1961. Pada 1 Oktober 1964 didirikan juga Fakultas Ushuluddin yang berkedudukan di Kediri melalui Surat Keputusan Menteri Agama No. 66/1964.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam perkembangannya, ketiga fakultas cabang tersebut digabung dan secara struktural berada di bawah naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama No. 20 tahun 1965. Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah Malang merupakan fakultas cabang IAIN Sunan Ampel. Melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1997, pada pertengahan 1997 Fakultas Tarbiyah Malang IAIN Sunan Ampel beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang bersamaan dengan perubahan status kelembagaan semua fakultas cabang di lingkungan IAIN se-Indonesia yang berjumlah 33 buah. Dengan demikian, sejak saat itu pula STAIN Malang merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam otonom yang lepas dari IAIN Sunan Ampel.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di dalam rencana strategis pengembangannya sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Pengembangan STAIN Malang Sepuluh Tahun ke Depan (1998/1999-2008/2009), pada paruh kedua waktu periode pengembangannya STAIN Malang mencanangkan mengubah status kelembagaannya menjadi universitas. Melalui upaya yang sungguh-sungguh dan bertanggungjawab usulan menjadi universitas disetujui Presiden melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 50, tanggal 21 Juni 2004 dan diresmikan oleh Menko Kesra ad Interim Prof. H.A. Malik Fadjar, M.Sc bersama Menteri Agama Prof. Dr. H. Said Agil Husin Munawwar, M.A. atas nama Presiden pada 8 Oktober 2004 dengan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dengan tugas utamanya adalah menyelenggarakan program pendidikan tinggi bidang ilmu agama Islam dan bidang ilmu umum. Dengan demikian, 21 Juni 2004 merupakan hari jadi Universitas ini.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sempat bernama Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) sebagai implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Sudan dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI H. Hamzah Haz pada 21 Juli 2002 yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Republik Sudan serta para pejabat tinggi pemerintah Sudan, secara spesifik akademik, Universitas ini mengembangkan ilmu pengetahuan tidak saja bersumber dari metode-metode ilmiah melalui penalaran logis seperti observasi dan eksperimentasi, tetapi juga bersumber dari al-Qur’an dan Hadits yang selanjutnya disebut paradigma integrasi. Oleh karena itu, posisi al-Qur’an, Hadits menjadi sangat sentral dalam kerangka integrasi keilmuan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ciri khusus lain Universitas ini sebagai implikasi dari model pengembangan keilmuannya adalah keharusan seluruh bagi anggota sivitas akademika menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Melalui bahasa Arab, diharapkan mereka mampu melakukan kajian Islam melalui sumber aslinya yaitu al-Qur’an dan Hadis dan melalui bahasa Inggris mereka diharapkan mampu mengkaji ilmu-ilmu umum dan modern, selain sebagai piranti komunikasi global. Karena itu pula, Universitas ini disebut bilingual university. Untuk mencapai maksud tersebut, dikembangkan ma’had atau pesantren kampus di mana seluruh mahasiswa tahun pertama harus tinggal di ma’had. Karena itu, pendidikan di Universitas ini merupakan sintesis antara tradisi universitas dan ma’had atau pesantren.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Melalui model pendidikan semacam itu, diharapkan akan lahir lulusan yang berpredikat ulama yang intelek profesional dan atau intelek profesional yang ulama. Ciri utama sosok lulusan demikian adalah tidak saja menguasai disiplin ilmu masing-masing sesuai pilihannya, tetapi juga menguasai al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo Malang dengan lahan seluas 14 hektar, Universitas ini memordernisasi diri secara fisik sejak September 2005 dengan membangun gedung rektorat, fakultas, kantor administrasi, perkuliahan, perpustakaan, laboratorium, kemahasiswaan, pelatihan, olah raga, bussiness center, poliklinik dan tentu masjid dan ma’had yang sudah lebih dulu ada, dengan pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB) melalui Surat Persetujuan IDB No. 41/IND/1287 tanggal 17 Agustus 2004.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dengan performansi fisik yang megah dan modern dan tekad, semangat serta komitmen yang kuat dari seluruh anggota sivitas akademika seraya memohon ridha dan petunjuk Allah swt, Universitas ini bercita-cita menjadi center of excellence dan center of Islamic civilization sekaligus mengimplementasikan ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam (al Islam rahmat li al-alamin).</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Visi_Universitas">Visi Universitas</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Visi Universitas adalah menjadi universitas Islam terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional, dan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernafaskan Islam serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Misi_Universitas">Misi Universitas</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Mengantarkan mahasiswa memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional</li>
<li>Memberikan pelayanan dan penghargaan kepada penggali ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam.</li>
<li>Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pengkajian dan penelitian ilmiah.</li>
<li>Menjunjung tinggi, mengamalkan, dan memberikan keteladanan dalam kehidupan atas dasar nilai-nilai Islam dan budaya luhur bangsa Indonesia.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Fakultas">Fakultas</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sebagai bentuk reintegrasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu" title="Ilmu">ilmu</a>, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Fakultas Humaniora dan Budaya</li>
<li>Fakultas Ekonomi</li>
<li>Fakultas Psikologi</li>
<li>Fakultas Tarbiyah</li>
<li>Fakultas Syari'ah</li>
<li>Fakultas Sains dan Teknologi</li>
</ul><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Jurusan">Jurusan</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sampai saat ini Universitas ini memiliki 6 (enam) fakultas dan Program Pascasarjana, yaitu: </div><div style="text-align: justify;">(1) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), </div><div style="text-align: justify;">(2) Fakultas Syariah, Jurusan Al-Ahwal al-Syakhshiyah, dan Hukum Bisnis Syariah </div><div style="text-align: justify;">(3) Fakultas Humaniora dan Budaya, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab</div><div style="text-align: justify;"> (4) Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, </div><div style="text-align: justify;">(5) Fakultas Psikologi, dan </div><div style="text-align: justify;">(6) Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Teknik Informatika, dan Teknik Arsitektur, </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sementara Program Pascasarjana mengembangkan 4 (empat) program studi magister, yaitu: </div><div style="text-align: justify;">(1) Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, </div><div style="text-align: justify;">(2) Program Magister Pendidikan Bahasa Arab, </div><div style="text-align: justify;">(3) Program Magister Studi Ilmu Agama Islam, dan </div><div style="text-align: justify;">(4) Program Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> Sedangkan untuk program doktor, Program Pascasarjana mengembangkan 2 (dua) program yaitu </div><div style="text-align: justify;">(1) Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam dan </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9Xw3H6aaRL1WB_FDVFPJeZyJ7ugJBhdjKnCFhIB20C410GVWuZ4aBeVUUF6JhzriEbqfNAHuwBl1DKkexGyovf2zB2V5o2g2_YFXKguJ67quSzB9YCLc8kn149UQTHCrH0d0f739MMnk/s1600/UIN+WARNA+TRNS.JPG.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-Aq0xdFhXtfI/TvTVPlYAPsI/AAAAAAAAAc/9rByz3SDRKw/s1600/UIN+WARNA+TRNS.JPG.png" /></a></div><div style="text-align: justify;">(2) Program Doktor Pendidikan Bahasa Arab.</div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-12959949299793314632011-12-23T11:20:00.000-08:002011-12-24T21:30:06.391-08:00Sejarah Berdirinya Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim<div class="separator" style="background-color: lime; clear: both; color: red; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWZOS67x9h_JKRCUqc_snYt7Ybk2KX9djcz4TgLoLCWFnHglAmwfeU2qYHbQBxZ2QsVlpkiQiknzckkABBwkzAbLABWKcuz8kFERBhm_ChZjI4C3vWyRDtlJxWGShTL6J6bTgdhMYr8UM/s1600/UIN+Fakultas+tarbiyah.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWZOS67x9h_JKRCUqc_snYt7Ybk2KX9djcz4TgLoLCWFnHglAmwfeU2qYHbQBxZ2QsVlpkiQiknzckkABBwkzAbLABWKcuz8kFERBhm_ChZjI4C3vWyRDtlJxWGShTL6J6bTgdhMYr8UM/s1600/UIN+Fakultas+tarbiyah.JPG" /></a></div><div style="background-color: lime; color: red;"><span class="judul"></span></div><center style="background-color: lime; color: red;"><span class="judul"><b>SEJARAH FAKULTAS TARBIYAH UIN MAULANA MALIK IBRAHIM</b></span></center><div style="background-color: lime; color: red;"></div><div style="background-color: lime; color: red;"><span class="date"></span><span class="posting"><br />
</span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">Fakultas Tarbiyah merupakan cikal bakal lahirnya Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang pada tahun 2009 berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang). Berdiri pada tahun 1961 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 17 Tahun 1961. Peresmian Fakultas Tarbiyah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1961 oleh Menteri Agama RI di Surabaya. Sebagai fakultas tertua di antara fakultas-fakultas lain di lingkungan UIN Maliki Malang, Fakultas Tarbiyah dalam perannya sebagai penyelenggara pendidikan bidang kependidikan Islam telah banyak melahirkan pemikir, pengembang dan praktisi pendidikan Islam yang turut berperan membangun Indonesia.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Sejak berdiri pada tahun 1961, perguruan tinggi Islam ini telah lima kali berubah nama, yaitu :</span><br />
<span class="posting"> (1) Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, </span><br />
<span class="posting">(2) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang, </span><br />
<span class="posting">(3) Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) Malang,</span><br />
<span class="posting"> (4) Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, dan </span><br />
<span class="posting">(5) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Pada awalnya, perguruan tinggi Islam ini merupakan bagian dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, dikenal dengan nama Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang. IAIN Sunan Ampel pada waktu itu terdiri atas tiga fakultas induk, yaitu Fakultas Syari’ah di Surabaya, Fakultas Ushuluddin di Kediri, dan Fakultas Tarbiyah di Malang. Sekalipun pada awalnya berstatus sebagai fakultas induk di lingkungan IAIN Sunan Ampel, akan tetapi sejak awal tahun 1980-an ketika IAIN Sunan Ampel Surabaya membuka Fakultas Tarbiyah sendiri di Surabaya, maka status sebagai fakultas induk tersebut dengan sendirinya berubah menjadi fakultas cabang, sama dengan fakultas-fakultas lainnya di daerah.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Pada tahun 1997, tatkala Departemen Agama melakukan otonomisasi terhadap fakultas cabang di lingkungan IAIN di seluruh Indonesia dengan mengubahnya menjadi sekolah tinggi, maka Fakultas Tarbiyah cabang IAIN Sunan Ampel di Malang berubah pula statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malang yang otonom. Kampus ini selanjutnya dikenal dengan nama STAIN Malang. Dengan status baru sebagai STAIN Malang yang memperoleh otonomisasi dalam pengelolaan pendidikannya, hal tersebut selanjutnya dijadikan momentum untuk mengembangkan diri secara lebih leluasa, termasuk dalam pengembangan kelembagaannya. Terkait dengan pengembangan kelembagaan ini, STAIN Malang berusaha untuk merubah status menjadi Universitas Islam Negeri. Proposal perubahan status diajukan ke Departemen Agama sejak tahun 1999 bersamaan dengan usulan perubahan status dari beberapa IAIN di Indonesia, seperti IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta, IAIN Syarif Qosim di Pakanbaru, IAIN Sunan Gunung Djati di Bandung dan IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Di tengah proses pembahasan usulan alih status menjadi Universitas Islam Negeri, STAIN Malang ditunjuk oleh Menteri Agama sebagai pelaksana MoU antara Pemerintah Republik Sudan dengan Indonesia yang di antara isi MoU itu adalah kedua negara sepakat untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan nama Universitas Islam Indonesia Sudan. Atas dasar Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 353 Tahun 2002 tanggal 17 Juli 2002, STAIN Malang ditetapkan menjadi Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS) yang peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia dan disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Sudan pada tanggal 21 Juli 2002 di Malang.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Pada perkembangan selanjutnya, status STAIN Malang yang sudah resmi menjadi UIIS tersebut ketika dikonsultasikan dengan Menteri Pendidikan Nasional tidak dapat ditindak-lanjuti dengan Keputusan Presiden untuk dapat berubah status menjadi Universitas Islam Negeri. Hal itu disebabkan oleh perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak mengenal adanya pengelolaan perguruan tinggi negeri dengan menggunakan nama dua negara. Oleh karena itu, setelah melalui proses yang panjang, sebagai jalan keluarnya disepakati oleh pihak-pihak yang terkait yaitu Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional bahwa untuk dapat melakukan perubahan status kelembagaan menjadi Universitas Islam Negeri, maka kampus ini tidak lagi menggunakan nama Universitas Islam Indonesia Sudan melainkan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Sekalipun harus melalui proses yang sangat panjang, pada tanggal 21 Juni 2004 diperoleh hasil perubahan status kelembagaan dengan ditanda-tanganinya Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 2004 tentang perubahan status STAIN Malang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Atas dasar Keputusan Presiden itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat bersama Menteri Agama atas nama Presiden Republik Indonesia meresmikan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang pada tanggal 8 Oktober 2004. Lebih lanjut, UIN Malang memperoleh rekomendasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara untuk membuka 6 Fakultas, yaitu</span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(1) Fakultas Tarbiyah, </span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(2) Fakultas Syari’ah, </span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(3) Fakultas Ekonomi, </span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(4) Fakultas Psikologi</span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(5) Fakultas Humaniora dan Budaya dan</span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(6) Fakultas Sains dan Teknologi.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Sebagai titik puncak dari usaha panjang memperjuangkan status sebagai Universitas Islam Negeri, akhirnya pada tanggal 29 Januari 2009 Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono berkenan memberikan nama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Mengingat nama tersebut terlalu panjang diucapkan, maka pada pidato dies natalis ke-4, Rektor menyampaikan singkatan nama universitas ini menjadi UIN Maliki Malang. </span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Perjuangan mengubah status dari sekolah tinggi menjadi universitas memerlukan waktu yang panjang, energi yang banyak dan berat, serta biaya yang tidak sedikit. Itu semua dilakukan karena didorong oleh cita-cita, idealisme dan niat yang dipandang mulia untuk mewujudkan UIN Maliki Malang menjadi universitas negeri yang memiliki ciri khusus yang berbeda dari universitas pada umumnya, termasuk dengan universitas yang menyandang nama atau identitas Islam yang sudah ada selama ini. Perbedaan identitas yang dimaksud tergambar pada bangunan keilmuan, ciri khas sebagai kekuatan yang ingin dikembangkan, tradisi maupun pilar-pilar universitas yang hendak dibangun. Meskipun ada perbedaan identitas yang ingin dibangun, hal itu tidak dimaksudkan untuk menyimpang dari aturan umum yang diberlakukan oleh perundang-undangan dan aturan pemerintah Republik Indonesia. Sebagai universitas negeri dan bagian dari sistim pendidikan nasional, UIN Maliki Malang sesungguhnya berupaya meningkatkan kualitas manusia yang ingin dihasilkan dari proses pendidikan di dalamnya.</span><br />
<span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Bangunan ilmu yang dikembangkan oleh UIN Maliki Malang tidak lain diarahkan untuk melahirkan lulusan yang disebut “Intelek Profesional yang Ulama’ dan Ulama’ Profesional yang Intelek.” Untuk mencapai pada tujuan itu, pendidikan di UIN Maliki Malang dikemas dalam bentuk sintesis antara tradisi perguruan tinggi dan pesantren atau Ma’had ‘Aly. Sebagai universitas negeri, UIN Maliki Malang dalam proses pendidikannya tetap mengikuti sistem pendidikan tinggi pada umumnya, namun di dalamnya terdapat Ma’had ‘Aly. Seluruh mahasiswa diwajibkan bertempat tinggal di ma’had tersebut, untuk saat ini selama satu tahun, dan diwajibkan pula mengikuti proses pendidikan dan/atau tradisi yang dikembangkan di dalamnya, seperti sholat wajib secara berjama’ah di masjid, sholat malam, tadarrus al-Qur’an, belajar bahasa Arab dan Inggris, dan kegiatan pendidikan lainnya. Melalui proses pendidikan seperti itu diharapkan para mahasiswa UIN Maliki Malang mampu mengembangkan empat kekuatan sekaligus, yaitu </span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting">(1) kedalaman spiritual, (2) keagungan akhlak, (3) keluasan ilmu dan (4) kematangan profesional. </span></div><div align="justify" style="background-color: lime; color: red;"><span class="posting"><br />
</span><br />
<span class="posting">Dari sejarah singkat berdirinya lembaga tinggi Islam di atas, tampak dengan jelas bahwa cikal bakal berdirinya UIN Maliki Malang ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya Fakultas Tarbiyah. Sebagai fakultas tertua, sudah semestinya Fakultas Tarbiyah menjadi fakultas terkemuka yang layak menjadi contoh bagi fakultas-fakultas yang lain, baik di level lokal, nasional, maupun global. Untuk mewujudkan hal itu, tentu tidak semudah membalik tangan, karena berbagai tantangan dan ancaman baik yang berasal dari lingkungan internal maupun ekternal akan semakin berat di masa depan. Dengan “kerja keras” dan “kerja cerdas” disertai iringan doa dari seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang, cita-cita luhur itu tidak mustahil dapat diwujudkan.</span></div><div style="background-color: lime; color: red;"></div>dedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4635654289213381434.post-77501688688280327832011-12-22T07:54:00.000-08:002011-12-24T16:49:43.170-08:00Sejarah InternetLeonard Kleinrock (lahir di New York City, New York, Amerika Serikat, 13 Juni 1934; umur 77 tahun) adalah seorang insinyur dan ilmuwan Amerika Serikat yang disebut sebagai penemu internet atau Bapak Internet. Seorang profesor ilmu komputer di UCLA Henry Samueli Sekolah Teknik dan Sains, ia membuat kontribusi penting beberapa bidang jaringan komputer, khususnya untuk sisi teoritis jaringan computer. Ia dikenal karena kontribusinya dalam dunia jaringan. Karyanya yang paling terkenal dan signifikan adalah teori pertukaran paket melalui makalahnya di tahun 1959 dan di tahun 1961 tentang pertukaran paket dalam kaitannya dengan paket teknologi yang merupakan cikal bakal teknologi <span style="font-weight: bold;">internet</span> .<br />
<br />
Pada tanggal 29 Oktober 1969 ia menciptakan salah satu penemuan terbesar menjelang abad modern yaitu Internet yang secara tidak sengaja berhasil memecahkan kode digital dan menjadikannya sebagai paket-paket yang terpisah. Leonard Kleinrockpun adalah salah satu pelopor jaringan komunikasi digital, dan membantu membangun ARPANET.<br />
<br />
Kleinrock lahir pada tanggal 13 Juni 1934 di Kota New York, ia lulus dari Bronx High School of Science pada tahun 1951 dan ia menerima gelar Sarjana Teknik elektro dan ilmu Komputer 1957 dari City College of New York. Di tahun 1959 dan 1963, ia mendapatkan gelar master dan doktor (Ph.D.) di bidang teknik elektro dan ilmu komputer dari Institut Teknologi Massachusetts. Setelah menyelesaikan pendidian ia kemudian bergabung dengan fakultas di Universitas California di Los Angeles (UCLA), Sekolah Teknik dan Sains Terapan dimana ia bekerja di sana sebagai profesor ilmu komputer.<br />
<br />
Pesan pertama ARPANET dikirim oleh UCLA, mahasiswa programmer Charley Kline, pukul 10.30 WIB, 29 Oktober 1969 dari boelter Hall 3420. Ia dibimbing oleh Kleinrock. Kline ditransmisikan dari Universitas Komputer SDS Sigma ke Stanford. Dua huruf yaitu LO diketik pada keyboard di Universitas California, Los Angeles (UCLA), dan muncul pada layar di Stanford Research Institute, 314 mil jauhnya. Para ilmuwan komputer bermaksud untuk instruksi LOGIN, tetapi sambungan ini hilang tepat sebelum G.<br />
Pada tahun 1988, Kleinrock adalah ketua kelompok Jaringan Penelitian Nasional untuk Kongres AS. Laporan ini sangat berpengaruh dan digunakan untuk mengembangkan Computing High Performance UU tahun 1991 yang berpengaruh dalam perkembangan Internet seperti yang dikenal saat ini. Pendanaan dari RUU itu digunakan dalam pengembangan browser web tahun 1993 Mosaic , di National Center for Supercomputing Applications (NCSA).<br />
Sekarang ini Teknologi internet hadir sebagai media multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal misalnya mailing list. Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference.<br />
<br />
Dia telah menerima banyak penghargaan. Kleinrock dipilih untuk menerima penghargaan bergengsi yaitu Nasional of Science, sebuah kehormatan ilmiah bangsa, dari Presiden George W. Bush di Gedung Putih pada tanggal 29 September 2008. mendapatkan penghargaan The 2007 National Medal of Science dalam memberikan kontribusi fundamental kepada teori matematika jaringan data modern, dan untuk spesifikasi fungsional switching paket, yang merupakan dasar teknologi internet generasi mentoring.<br />
<br />
Referensi :<br />
<br />
- http://id.wikipedia.org/wiki/Leonard_Kleinrockdedyrizalhttp://www.blogger.com/profile/18363945157007445091noreply@blogger.com0